Untk Informasi bisa isi disini


ShoutMix chat widget

KOMITMENT KAMI KEPADA PELANGGAN

Dengan mengutamakan kerja professional, kami akan melayani keperluan cetakan pribadi maupun perusahaan anda, sebagaimana bakti anak kepada kedua orang tuanya

KOMITMENT KAMI KEPADA PELANGGAN

Dengan mengutamakan kerja professional, kami akan melayani keperluan cetakan pribadi maupun perusahaan anda, sebagaimana bakti anak kepada kedua orang tuanya

KOMITMENT KAMI KEPADA PELANGGAN

Dengan mengutamakan kerja professional, kami akan melayani keperluan cetakan pribadi maupun perusahaan anda, sebagaimana bakti anak kepada kedua orang tuanya

KOMITMENT KAMI KEPADA PELANGGAN

Dengan mengutamakan kerja professional, kami akan melayani keperluan cetakan pribadi maupun perusahaan anda, sebagaimana bakti anak kepada kedua orang tuanya

KOMITMENT KAMI KEPADA PELANGGAN

Dengan mengutamakan kerja professional, kami akan melayani keperluan cetakan pribadi maupun perusahaan anda, sebagaimana bakti anak kepada kedua orang tuanya

Selasa, 09 November 2010

Kalkulasi Cetak

Tips Biaya Pokok Cetakan
Anda mungkin penasaran saat mendapatkan harga penawaran cetak yang berbeda-beda antara percetakan satu dan lainnya. Anda jadi khawatir percetakan yang sudah anda pilih terlalu banyak ambil untung atau mungkin bila terlalu murah nanti kualitas cetakannya tidak bagus atau terjamin. Dengan mengetahui harga pokok biaya cetak, anda paling tidak bisa merasa aman dan nyaman dalam memutuskan suatu transaksi tidak saja murah dan tapi juga masuk akal bagi percetakan untuk menyelesaikan order yang akan dicetak. Bagi percetakan sendiri anda bisa melihat ulang apakah struktur biaya anda mengikuti pola standard atau tidak.
Kaidah
Harga pokok adalah seluruh biaya yang dapat dihitung dengan uang untuk mendapatkan,mengerjakan,menyerahkan sampai pada penagihan dari suatu order. Kenapa harga pokok menjadi penting ? Ya, karena adanya persaingan, bertambahnya jumlah perusahaan percetakan, langganan menginginkan pelayanan cepat,kwalitas baik dan harga murah,adanya permainan harga bahan,kurangnya jumlah pesanan.

Harga pokok juga tidak boleh mengandung unsur keuntungan/beban yang lain dari batas yang dibuat,yaitu suatu beban yang merupakan keharusan/hal yang tidak mungkin dihindari dan harga pokok harus dapat diketahui sebelum proses produksi dimulai,sehingga jika seluruh biaya tadi dimasukan sebagai unsur harga pokok dan percetakan pada suatu waktu terpaksa menjual hasil produksinya dengan harga pokok,maka perusahaan tersebut akan dapat tetap berjalan tanpa mengalami gangguan.

Aspek
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung/mengkalkulasi suatu order cetakan antara lain ;
1. Bahan yang meliputi kertas,tinta,film,pelat,dll.
2. Biaya persiapan meliputi,setting,desain,layout,fotorepro,plate making,dll.
3. Ongkos cetak
4.Biaya penyelesaian meliputi,ongkos lipat,ongkos pengumpul,ongkos jahit benang/kawat,ongkos pekerjaan tangan misalnya memasang cover,ongkos memotong,dll
5. Pekerjaan pihak ketiga
6. Biaya expedisi/pengiriman
7. Prosentase keuntungan perusahaan
8. Pajak penjualan.

Menghitung kertas
1. Cara menghitung kertas ukuran Double Royal 650x1000mm dipotong ukuran folio;
(650 x 1000) / (215 x 330) = 9 sheet

Didalam menghitung kebutuhan kertas,biasanya sudah termasuk spare/insheet yaitu kelebihan kertas dari jumlah order cetakan untuk menghindari kekurangan oplag yang disebabkan oleh penyetelan/cari warna pada mesin cetak produksi atau pada saat penyelesaian/penjilidan.Jumlah spare/insheet masing-masing tergantung kebijakan perusahaan percetakan masing-masing,biasanya antara 2-7% (tergantung proses produksinya).

2. Kadangkala kita juga dapat membeli kertas bukan dalam lembaran plano,tetapi dalam kilogram yang biasanya untuk kapasitas lebih besar dan lebih murah. Rumusnya adalah;

(Jumlah lembar kertas x panjang x lebar x berat gr/m2) / 10.000

Menghitung tinta
Rumus menghitung pemakaian tinta adalah;

(A x O x D x V x P x I) / 10.000 = ... gram tinta.

A = Jumlah kali cetak
O = Luas catak dalam centimeter
D = Tehnik Cetak
V = Acuan Cetak
P = Paper/kertas
I = Ink/Tinta

Tehnik Cetak (D);
Cetak Offset = 1,1
Cetak dalam = 1,8
Cetak Tinggi = 1,4

Acuan Cetak (V):
Diapositif = 0,8
Raster = 0,4
Blok penuh = 1,0
Tabel = 0,4
Tabel dengan teks = 0,5

Kertas (P) :
Art paper = 1,0
Imitasi = 1,2
HVS = 1,4
HHI = 1,5
Koran = 1,8
Carton = 2,0
Coated = 0,9

Tinta (I) :
Hitam = 1,0
Biru tua = 1,2
Kuning = 1,3
Cyan = 1,4
Magenta = 1,4
Hijau tua = 1,7
Hijau muda = 1,5
Yellow = 1,3
Putih = 2,0
Kuning tua = 1,8

Menghitung biaya persiapan cetak
Perusahaan dalam menghitung biaya setting / desain, film, plate, ongkos cetak, jilid, jahit, lem dan biaya pihak ketiga lainnya berpatokan pada misalnya (1) biaya setting Rp.7500,-/lembar A4, (2) biaya film B/W atau Full colour Rp.25,-/centimeter, (3) biaya plate ukuran Folio (mesin TOKO) Rp.9.000,- ukuran Doble Folio (GTO) Rp.25.000,-, (4) biaya/ongkos cetak mesin TOKO Rp.15.000,-/3 Rim,atau mesin GTO 52 Rp.90.000,-/3 Rim, (5) biaya jilid lem panas Rp.10,-/centimeter, (6) biaya potong akhir Rp.500,-/kilogram dan sebagainya.
Biaya Gudang
Yang termasuk biaya gudang adalah gaji karyawan bagian gudang,pemeliharaan dan perbaikan gudang,biaya tempat dan biaya umum yang dibebankan kebagian gudang.Besarnya prosentase biaya gudang diperoleh dengan cara memperbandingkan biaya gudang yang keluar dalam satu tahun.

(Biaya gudang) / (Nilai barang yang keluar dalam satu tahun) X 100%

Contoh : Percetakan “ x” memiliki gudang diperkirakan dalam tahun 2000 akan mengisi bahan baku/penolong senilai Rp.2.500.000,-,kebetulan bahan tersebut habis terpakai untuk melayani oerder cetakan pada tahun tersebut,biaya gudang dalam satu tahun Rp.125.000,-.Berapa persenkah biaya gudang yang harus diperhitungkan?

(125.000) / (2.500.000) X 100% = 5%

Biaya Expedisi/pengiriman
Yaitu biaya pengiriman barang jadi dari percetakan ke konsumen yang menjadi biaya tambahan setiap barang cetakan guna menutupi biaya yang dikeluarkan oleh bagian expedisi. Yang termasuk biaya expedisi adalah biaya pengepakan, pengiriman, karyawan bagian expedisi, biaya tidak langsung (bensin,pelumas dll). Besarnya prosentase biaya expedisi dihitung dengan cara memperbandingkan antara biaya expedisi dengan jumlah biaya produksi dalam satu tahun,yang masih dalam wilayah operasional perusahaan.dan apabila pengiriman jauh atau luar daerah biaya dapat dihitung tersendiri.

Contoh : Tahun 2000 jumlah biaya produksi percetakan “x” diperkirakan mencapai Rp.4.680.000,- dan biaya expedisi pada tahun tersebut Rp.180.000,- maka prosentase biaya expedisi adalah :

(180.000) / (4.680.000 - 180.000) x 100 % = 4 %

Berikut ini kami lampirkan beberapa daftar harga yang menjadi acuan dalam menghitung komponen biaya cetak. Semoga bermanfaat. Daftar Harga Kertas
Harga Per Desember 2008
Jenis Bahan/Kertas
Lebar
Panjang
Harga/Ream Plano
Harga/Lembar
HVS Putih 60 gr
HVS Putih 60 gr
HVS Putih 60 gr
HVS Putih 60 gr
HVS Putih 60 gr
HVS Putih 60 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 70 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 80 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 100 gr
HVS Putih 120 gr
HVS Putih 120 gr
HVS Putih Sinar Dunia 70 gr
HVS Putih Absolut 80 gr
HVS Putih Copy Paper 80 gr
HVS Putih Paper One 70 gr
HVS Putih Paper One 70 gr
HVS Putih Paper One 80 gr
HVS Putih Paper One 80 gr
HVS Putih Paper One 100 gr
Kertas Koran
Kertas Koran
Kertas Koran
HVS Warna 60 gr
HVS Warna 60 gr
HVS Warna 70 gr
HVS Warna 70 gr
HVS Warna 70 gr
HVS Warna 80 gr
HVS Warna 80 gr
HVS Warna 100 gr
Dorslagh Putih
Dorslagh Putih
Dorslagh Warna
Dorslagh Warna
NCR Top Putih Instant
NCR Top Putih Instant
NCR Top Putih Instant
NCR Top Warna Instant
NCR Top Warna Instant
NCR Top Warna Instant
NCR Middle Instant
NCR Middle Instant
NCR Middle Instant
NCR Bottom Instant
NCR Bottom Instant
NCR Bottom Instant
NCR Top Putih Impression
NCR Top Putih Impression
NCR Middle Impression
NCR Middle Impression
NCR Bottom Impression
NCR Bottom Impression
Art Paper 85 gr
Art Paper 85 gr
Art Paper 85 gr
Art Paper 100 gr
Art Paper 100 gr
Art Paper 100 gr
Art Paper 100 gr
Art Paper 120 gr
Art Paper 120 gr
Art Paper 120 gr
Art Paper 120 gr
Art Paper 150 gr
Art Paper 150 gr
Art Paper 150 gr
Art Paper 150 gr
Art Carton 190 gr
Art Carton 190 gr
Art Carton 190 gr
Art Carton 210 gr
Art Carton 210 gr
Art Carton 210 gr
Art Carton 230 gr
Art Carton 230 gr
Art Carton 230 gr
Art Carton 260 gr
Art Carton 260 gr
Art Carton 260 gr
Art Carton 310 gr
Art Carton 310 gr
Art Carton 310 gr
Art Carton 360 gr
Art Carton 360 gr
Art Carton 360 gr
Art Carton 400 gr
Art Carton 400 gr
Art Carton 400 gr
Matt Paper 85 gr
Matt Paper 85 gr
Matt Paper 85 gr
Matt Paper 100 gr
Matt Paper 100 gr
Matt Paper 100 gr
Matt Paper 120 gr
Matt Paper 120 gr
Matt Paper 120 gr
Matt Paper 150 gr
Matt Paper 150 gr
Matt Paper 150 gr
Matt Paper 300 gr
Duplex Coated 250 gr
Duplex Coated 270 gr
Duplex Coated 310 gr
Duplex Coated 350 gr
Duplex Coated 400 gr
Duplex Coated 500 gr
Ivory 210 gr
Ivory 230 gr
Ivory 250 gr
Ivory 310 gr
Ivory 350 gr
Ivory 400 gr
Sticker HVS
Sticker Chromo
Sticker Transparent
Sticker Vinyl
Sticker Vinyl Gold/Silver
Lassebo 100 gr
Lassebo 100 gr
Lassebo 120 gr
BC Warna
Kain Linen
Option
Krungkut 85 gr
Krungkut 210 gr
Krungkut 230 gr
Krungkut 250 gr
Krungkut 300 gr
KartuTik Pindo Putih
KartuTik Pindo Warna
Kartutik Bandung
BC Pindo Putih
BC Pindo Putih
BC Pindo Warna
BC Bandung
BC Putih
Amplop Jaya Merah
Amplop Coklat Folio
Amplop Coklat 1/2 Folio
Amplop Coklat Map
Amplop Coklat Cabinet
Carton Option 216 gr
Kertas Option 104 gr
Carton Linen Putih
Carton Linen Warna
Carton Concorde
Kertas Concorde
Carton Fancy Lokal Warna Muda
Kertas Fancy Lokal Warna Muda
Carton Jasmine Warna Muda
Kertas Jasmine Warna Muda
Carton Jasmine Warna Tua
Carton Conqueror Laid
Kertas Conqueror Laid
BW Import
BW Lokal
Kop Surat Concorde Putih
Kop Surat Concorde Warna
Kop Surat Conqueror Laid
Kop Surat Conqueror Wave
Kop Surat Conqueror CX22
Kalkir 85 gr
Kalkir 100 gr
Board 30
Board 40
Board 50
Board 60
Samson 80 SP
Samson 90 PR
Samson 90 SW
Samson 140 SW
21.5
21
21.5
79
65
61
21.5
21
21.5
79
65
61
65
21.5
21
21.5
79
65
61
65
21.5
21
21.5
79
65
61
65
79
95
21
21
21
21.5
21
21.5
21
21
21.5
65
79
21.5
65
21.5
65
79
21.5
21
21.5
21.5
44
21.5
44
21.5
21.5
65
21.5
21.5
65
21.5
21.5
65
21.5
21.5
65
21.5
65
21.5
65
21.5
65
79
65
61
79
65
61
65
79
65
61
65
79
65
61
65
79
65
65
79
65
65
79
65
65
79
65
65
79
65
65
79
65
65
79
65
65
79
65
65
79
65
61
79
65
61
79
65
61
70
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
70
70
79
86
79
65
79
65
61
120
66
79
79
79
79
79
79
79
79
65
61
61
61
86
-
24
19
29
11
66
63.5
79
79
79
79
79
79
79
79
79
70
61
79
79
21.5
21.5
21.5
21.5
21.5
65
90
65
65
65
65
90
90
90
90
33
29.7
27
109
100
86
33
29.7
27
109
100
86
90
33
29.7
27
109
100
86
90
33
29.7
27
109
100
86
90
109
100
29.7
29.7
29.7
33
29.7
33
29.7
29.7
33
100
109
33
100
33
100
109
33
29.7
33
33
69
33
69
33
27
100
33
27
100
33
27
100
33
27
100
33
100
33
100
33
100
109
100
92
109
100
92
90
109
100
92
90
109
100
92
90
109
100
90
109
100
90
109
100
90
109
100
90
109
100
90
109
100
90
109
100
90
109
100
90
109
100
92
109
100
92
109
100
92
100
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
108
108
96
106
96
100
109
100
86
1600
101.6
109
109
109
109
109
109
109
109
100
86
86
86
61
-
35
25
39
24
101.6
96.5
109
109
109
109
109
109
109
109
109
100
86
109
109
33
33
30.5
30.5
30.5
100
120
76
76
76
76
120
120
120
120
Rp 23,500
Rp 22,000
Rp 21,500
Rp 290,000
Rp 211,500
Rp 173,000
Rp 24,500
Rp 22,500
Rp 22,500
Rp 293,000
Rp 220,500
Rp 179,000
Rp 199,000
Rp 28,500
Rp 25,500
Rp 25,500
Rp 335,000
Rp 253,000
Rp 204,000
Rp 227,000
Rp 35,000
Rp 33,500
Rp 31,500
Rp 418,000
Rp 315,000
Rp 268,000
Rp 284,000
Rp 532,000
Rp 400,000
Rp 25,500
Rp 29,500
Rp 27,500
Rp 29,500
Rp 25,500
Rp 32,500
Rp 29,000
Rp 48,000
Rp 16,000
Rp 152,000
Rp 200,000
Rp 28,000
Rp 252,000
Rp 35,500
Rp 319,500
-
Rp 42,000
Rp 38,000
Rp 63,000
Rp 18,500
Rp 74,000
Rp 19,000
Rp 76,000
Rp 37,000
Rp 34,000
-
Rp 38,000
-
-
Rp 38,000
Rp 36,500
-
Rp 34,500
Rp 33,500
-
Rp 37,500
Rp 337,500
Rp 37,500
Rp 337,500
Rp 35,000
Rp 315,000
Rp 418,000
Rp 315,000
Rp 272,000
Rp 483,000
Rp 364,000
Rp 315,000
Rp 328,000
Rp 580,000
Rp 437,000
Rp 377,000
Rp 395,000
Rp 725,000
Rp 546,000
Rp 472,000
Rp 492,000
Rp 933,000
Rp 704,000
Rp 634,000
Rp 1,030,000
Rp 778,000
Rp 700,000
Rp 1,139,000
Rp 860,000
Rp 775,000
Rp 1,288,000
Rp 972,000
Rp 875,000
Rp 1,510,000
Rp 1,138,000
Rp 1,050,000
Rp 1,750,000
Rp 1,325,000
Rp 1,190,000
Rp 1,945,000
Rp 1,470,000
-
Rp 432,000
Rp 319,000
Rp 276,000
Rp 492,000
Rp 372,000
Rp 320,000
Rp 590,000
Rp 445,000
Rp 384,000
Rp 737,000
Rp 556,000
Rp 480,000
-
Rp 735,000
Rp 770,000
Rp 830,000
Rp 905,000
Rp 1,020,000
Rp 1,265,000
Rp 995,000
Rp 1,090,000
Rp 1,185,000
Rp 1,430,000
Rp 1,658,000
Rp 1,850,000
Rp 1,550,000
Rp 1,650,000
Rp 3,100,000
Rp 4,150,000
Rp 4,250,000
Rp 1,080,200
Rp 1,436,000
Rp 1,305,700
-
Rp 135,000
-
Rp 595,000
Rp 1,290,000
Rp 1,415,000
Rp 1,535,000
Rp 1,840,000
Rp 965,000
Rp 990,000
Rp 920,000
Rp 585,000
Rp 475,000
Rp 490,000
Rp 435,000
-
-
-
-
-
-
Rp 4,201,000
Rp 1,780,000
Rp 1,450,000
Rp 1,450,000
Rp 1,450,000
Rp 700,000
Rp 1,200,000
Rp 725,000
Rp 1,400,000
Rp 950,000
Rp 2,900,000
Rp 4,500,000
Rp 1,732,000
Rp 3,920,000
Rp 1,300,000
Rp 60,000
Rp 75,000
Rp 180,000
Rp 205,000
Rp 205,000
Rp 1,500,000
Rp 3,250,000
Rp 125,000
Rp 120,000
Rp 120,000
Rp 120,000
Rp 450,000
Rp 535,000
Rp 580,000
Rp 970,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rp 750
-
-
-
-
-
-
Rp 900
Rp 700
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rp 900
-
-
Rp 1,050
Rp 800
Rp 700
Rp 750
Rp 1,200
Rp 950
Rp 800
Rp 850
Rp 1,500
Rp 1,150
Rp 1,000
Rp 1,050
Rp 1,900
Rp 1,450
Rp 1,350
Rp 2,100
Rp 1,600
Rp 1,450
Rp 2,350
Rp 1,800
Rp 1,600
Rp 2,650
Rp 2,000
Rp 1,800
Rp 3,100
Rp 2,400
Rp 2,150
Rp 3,550
Rp 2,700
Rp 2,450
Rp 3,950
Rp 3,000
-
Rp 900
-
-
Rp 1,050
Rp 800
Rp 700
Rp 1,250
Rp 950
Rp 850
Rp 1,550
Rp 1,200
Rp 1,050
-
Rp 1,550
Rp 1,650
Rp 1,750
Rp 1,850
Rp 2,150
Rp 2,600
Rp 2,050
Rp 2,250
Rp 2,500
Rp 2,950
Rp 3,400
Rp 3,800
Rp 3,200
Rp 3,400
Rp 6,500
Rp 8,500
Rp 9,000
Rp 2,450
Rp 3,250
Rp 2,950
-
-
-
Rp 1,300
Rp 2,650
Rp 2,900
Rp 3,150
Rp 3,800
Rp 2,000
Rp 2,050
Rp 1,900
Rp 1,250
Rp 1,000
Rp 1,050
Rp 900
Rp 1,000
Rp 12,000
Rp 32,000
-
-
-
Rp 9,450
Rp 4,000
Rp 3,000
Rp 3,000
Rp 3,000
Rp 1,500
Rp 2,500
Rp 1,500
Rp 2,900
Rp 2,000
Rp 6,000
Rp 9,500
Rp 3,000
Rp 8,200
Rp 2,700
-
-
-
-
-
Rp 3,500
Rp 7,500
Rp 4,200
Rp 3,200
Rp 2,500
Rp 2,100
Rp 1,000
Rp 1,200
Rp 1,350
Rp 2,050
Daftar Harga Ongkos Cetak Mesin Offset
Nama Mesin
Ukuran Cetak
Ukuran Kertas
Minim Lembar
Harga Minim/Plate
Harga/Druck (Penambahan)
Toko 810/820 22 x 34 1500 7.500
Ryobi 43 x 34 1500 10.000
Gestetner 211/311/411 22 x 34 1500 17.500
Heidelberg GTO46 46 x 36 3000 70.000
Heidelberg GTO52 52 x 36 3000 80.000
Heidelberg MO-V 65 x 48 3000 120.000
Heidelberg SORMZ 72 x 52 5000 150.000
Heidelberg SOR-S
Speedmaster

Selasa, 01 Juni 2010

Tips Memilih Warna

Di tulisan ini akan dibahas tentang bagaimana memilih warna yang tepat dalam membuat desain.

Warna adalah salah satu elemen yang cukup penting dalam desain. Dalam ilmu seni rupa, warna bisa mewakili emosi dari karya tersebut. Elemen warna dalam desain grafis juga memiliki fungsi tersebut. Contoh yang paling mudah adalah dengan menganalogikan warna terhadap hal-hal disekeliling kita. Misalnya:
Awan=luas=biru muda
Matahari=cerah=kuning muda
Klasik=coklat
Api=menyala=semangat=merah.
Ketika merancang sebuah karya, kita sering kesulitan menentukan warna yang cocok dengan tema atau kesan yang diinginkan. Nah, dibawah ini saya sampaikan bagaimana memilih warna yang cocok.
Pertama, siapkan tema dan kesan yang Anda inginkan. Apakah berkesan klasik, modern, natural, atau yang lain.
Cari ilustrasi atau foto yang sesuai dengan tema Anda. Bisa hasil jepretan foto Anda sendiri, atau free image seperti Stock Exchange misalnya.
Ambil beberapa sample warna dari foto/ilustrasi yang Anda pilih tadi.
Susun desain anda menggunakan software desain yang anda miliki seperti CorelDraw atau Photoshop.
Gunakan warna-warna tersebut untuk desain Anda, mulai dari header, headline, background.
Coba juga beberapa alternatif untuk komposisi warnanya.
Selamat mencoba!

Film untuk Sablon

Sebelum kita membahas bagaimana mengatur film untuk sablon dan untuk offset, terlebih dahulu kita mendifinisikan apa itu film untuk offset dan sablon.
Pengertian film: adalah suatu lembar transparan (plastik atau kertas kalkir) yang berisikan gambar hasil print out dari komputer ataupun gambar tangan, yang nantinya gambar tersebut akan kita transfer ke media berikutnya dalam urutan proses cetak (misalnya screen atau plat).
Nah, untuk teknik cetak offset, gambar yang telah kita buat tinggal kita simpan dalam media penyimpanan data baik itu disket, cd atau flash disk, kemudian kita bawa ke penyedia jasa output film. Penyedia jasa output film inilah nantinya yang akan melakukan output gambar yang kita buat tadi menjadi film yang siap untuk proses pembuatan plat atau master.
Tergantung dari pewarnaan gambar yang kita buat, film yang dihasilkan merupakan hasil pemisahan warna per warna (separasi) yang secara otomatis dilakukan oleh peralatan (mesin) output film. Tanda-tanda register, color calibration bardll, semua diatur oleh mesin/peralatan output. Kecuali untuk cetakan satu warna dengan mesin offset kecil dan menggunakan master (basah atau kering), film bisa berupa hasil print out printer laser diatas kertas.
Sedangkan untuk film sablon, lebih sering kita harus melakukan pemisahan warna per warna terlebih dulu, memberi tanda register yang sama persis untuk setiap warna yang kita pisahkan sebelum gambar kita output menjadi film. Kita tidak mesti harus membawa ke penyedia jasa output film. Kita bisa output sendiri film tersebut dengan printer yang dapat mencetak di atas lembar transparan dan memiliki ketajaman yang tinggi (printer laser).
Perbedaan utama antara film sablon dan film offset dapat kita sebutkan diantaranya adalah :
1. Tanda register yang untuk sablon biasanya harus kita buat sendiri, terutama untuk gambar dengan dua warna atau lebih.
2. Besarnya masukan (overprint) antara warna satu dan warna lainnya.
3. Teknik pemisahan warna untuk warna gradasi.
4. Nilai raster (lpi) untuk gambar-gambar dengan gradasi warna ataupun separasi.
Ada baiknya kita pelajari satu per satu.
1. Tanda register
Misalkan kita memiliki gambar logo sebuah hotel yang terdiri atas tiga warna seperti di bawah ini:

Sebelum kita melakukan pemisahan warna gambar tersebut, kita mesti memberikan tanda register. Biasanya berupa garis tipis saling silang atau dengan tambahan lingkaran di tengahnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan penyocokan gambar warna per warna bila sudah berbentuk film, serta untuk pengaturan posisi film di atas screen agar lebih mudah dan lebih tepat. Untuk proses sablon, pencetakan dilakukan secara manual (dengan tangan). Penempatan screen di atas meja sangat menentukan ketepatan gambar hasil cetakan. Pengaturan posisi gambar di atas screen juga menentukan pengaturan screen di atas meja. Penempatan posisi gambar di atas screen yang tidak sama antara warna satu dengan warna lainnya akan menyulitkan operator cetak, bahkan dapat membuat hasil cetakan yang tidak pas (berbayang, tidak “pasti”).
Gambar di atas terdiri dari tiga warna, yaitu kuning, orange dan biru. Setelah kita pisahkan warna per warna, maka kita akan memiliki tiga gambar seperti berikut:
Gambar yang lebih di atas merupakan hasil pemisahan dari tiga warna gambar, yaitu kuning (gambar bintang), orange (dasar dan tulisan “five star hotel”) serta biru (logo tengah). Untuk menjadi film, semua gambar harus berwarna hitam. Sehingga gambar-gambar tersebut akan menjadi seperti gambar yang berada di barisan bawah. Perhatikan bahwa tiap gambar dengan tanda register merupakan kumpulan objek-objek dengan warna yang sama. Apabila di atas warna tersebut terdapat warna lain (di atas dasar orange ada bintang dengan warna kuning), maka warna lainnya di buat menjadi putih.
Langkahnya adalah pertama kita melakukan duplikasi gambar besertat tanda registernya sesuai dengan jumlah warna dalam gambar tersebut. Misalnya gambar memiliki tiga warna, maka setidaknya kita melakukan duplikasi menjadi tiga gambar yang sama. Kemudian pada setiap gambar kita hanya mengambil objek-objek dengan warna yang sama saja. Objek dengan warna lain kita hapus atau kita beri warna putih seperti pada contoh di atas tadi.
2. Besarnya Masukan (Overprint)
Pencetakan dengan sablon adalah pencetakan manual dengan menggunakan screen. Namanya juga pencetakan manual, pastilah memiliki tingkat ketelitian dan ketepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan mesin. Karena itu, penempatan warna satu dengan warna lainnya tidak bisa setepat dengan menggunakan mesin. Ambil contoh gambar kita tadi. Dengan teknik sablon, gambar tadi akan mengalami tiga kali proses cetak: yaitu pertama dicetak warna kuning (gambar bintang), kemudian warna orange (tulisan dan dasar), lalu terakhir warna biru (logo). Urutan cetak dimulai dengan warna yang paling muda, diikuti oleh warna yang lebih tua dst.
Karena memiliki tingkat ketepatan yang lebih rendah dari pencetakan dengan mesin, hasil cetakan dengan sablon lebih sering mengalami apa yang disebut dengan misregister atau warna meleset (lihat gambar di bawah).
Untuk mengatasi hal tersebut, film untuk sablon biasanya diberi nilai overprint (biasa disebut dengan istilah “masukan”) yang lebih besar. Tergantung dengan besarnya gambar, nilai tersebut tidak boleh lebih kecil dari 0,2 mm. Jika kita memberikan nilai yang terlalu kecil, maka akan terjadi misregister atau warna meleset pada saat pencetakan. Sebaliknya, nilai masukan yang terlalu besar juga akan menghasilkan cetakan yang seperti memiliki warna lain di luar warna yang kita gunakan.
Pengaturan pemberian masukan untuk film sablon adalah: untuk gambar dengan warna yang lebih muda, gambar tersebut kita perbesar sedikit dengan perintah contour (+ 0,2 mm) ataukah dengan memberikan outline (+0,4 mm). Jadi untuk contoh gambar kita, gambar setiap bintang kita perbesar dengan contour ke arah luar sebesar 0,2mm atau dengan memberikannya outline sebesar 0,4 mm.
Sedangkan untuk warna yang lebih tua kita buat tetap seperti adanya.
3. Pemisahan Warna Untuk Warna Gradasi
Film gradasi warna untuk sablon biasanya terdiri atas warna blok dan warna gradasi dengan titik awal warna putih. Misalnya kita punya gambar dua warna gradasi dari kuning ke merah. Film untuk sablon yang kita buat akan terdiri dari satu film blok (mewakili warna kuning) dan satu film yang merupakan hasil penukaran warna merah dengan hitam dan kuning dengan putih.( lihat gambar). Warna kuning kita buat menjadi satu warna blok (full hitam), karena kuning lebih “muda” dari merah.
4. Nilai Raster (Untuk Gradasi Warna atau Separasi)
Screen yang digunakan dalam teknik cetak sablon memiliki ukuran-ukuran yang menunjukkan tingkat kerapatan mesh yang digunakan. Ini dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar “lubang-lubang” yang dapat ditembus oleh tinta sablon. Makin besar angka mesh screen, makin kecil lubang-lubang itu. Begitu sebaliknya. Perbedaan jenis tinta yang kita gunakan dalam pencetakan akan menentukan nilai mesh screen yang kita pakai. Untuk jenis tinta plastisol atau oil ink misalnya, kita bisa menggunakan screen dengan nilai mesh 130 – 150. Tetapi nilai mesh tersebut tidak bisa kita pakai untuk jenis tinta rubber atau glitter. Tintanya tidak akan tembus. Untuk jenis rubber biasanya digunakan screen dengan mesh 110 atau kurang.
Sebelum kita membuat film untuk warna gradasi atau separasi, sebaiknya kita mengetahui dulu jenis tinta apa yang akan digunakan dalam mencetak. Ini nanti untuk menentukan seberapa besar nilai LPI yang kita tetapkan pada saat output film. Untuk film sablon, nilai LPI yang digunakan biasanya tidak akan lebih besar dari 60. Itu bisa digunakan untuk jenis tinta water base (pigmen), oil ink, ataupun plastisol. Sedangkan untuk jenis tinta rubber, nilainya harus lebih rendah dari itu. Biasanya maksimum digunakan 50 lpi, lebih sering digunakan nilai 30 – 35 lpi.
from: Kambing Laut 

Sabtu, 22 Mei 2010

Teknik Sablon Baju Untuk Pemula

1. Penyetingan gambar
Siapkan gambar yang akan di sablon sebelum dicetak sablon di busana pria, kemudian edit berdasarkan warna masing-masing, dalam hal ini biasanya menggunakan program coreldraw dan photoshop.

2. Tahap pra-afdruk (sebelum pefilm-an)
Tahap ini meliputi pembersihan dan persiapan screen. Dalam pembersihan dan persiapan screen alat-alat sablon yang dibutuhkan meliputi:
-sabun colek
-air
-kain spon
Pertama-tama screen sablon kita cuci menggunakan air dan sabun kemumudian kita usap dengan menggunakan kain spon. setelah kita cuci, screen harus kita keringkan dengan menjemurnya di sinar matahari, hal ini perlu karena sebelum di afdruk screen harus benar-benar bersih dan kering.

3.Tahap afdruk (pefilm-an)
Tahap ini meliputi pemberian obat, pembakaran screen/pefilm-an, dan pencucian obat pada screen.Di dalam tahap pemberian obat kita membutuhkan alat-alat antara lain berupa:
-screen
-obat afduk
-kipas angin/blower
-alat perata screen
pertama-tama kita siapkan obat afdruk dengan cara campur cairan merah dan putih (dosissesuai anjuran di kotak box-nya). Setelah obat tersebut tercampur dengan rata tuangkansedikit demi sedikit pada screen dan ratakan setipis-tipisnya, kemudian screen tersebut kitakeringkan dengan menggunakan kipas angin atau blower. di dalam pengeringan ini screen tidakboleh terkena sinar matahari untuk itu dianjurkan pengeringan di ruang tertutup. setelahkering kita memasuki tahap pembakaran screen atau pefilm-an. di tahap ini kita membutuhkan alat-alat antara lain berupa:
-kaca
-gambar yg telah diedit
-screen
-kain dengan warna hitam
-busa screen
-papan
pertama kita ambil papan terlebih dahulu, taruh busa di atas papan kemudian taruh kain warna hitam di atas busa tersebut. lalu kita ambil screen yang telah kita siapkan kemudian taruh screen diatas kain berwarna hitam setelah itu kita ambil gambar yang telah diedit dan tempel diatas screen , sebelum gambar tersebut kita tempel di screen terlebih dahulu kita olesi dengan minyak garong, hal ini dilakukan agar kertas pada gambar akan tembus sinar. setelah itu taruh kaca diatas screen. untuk lebih jelasnya urutan dari bawah ke atas adalah:
1.papan
2.busa screen
3.kain berwarna hitam
4.screen
5.gambar
6.kaca
setelah itu kita sinari screen dengan sinar matahari. didalam penyinaran waktu yang dibutuhkan antara 3 sampai 5 detik. karena jika terlalu lama dalam penyinaran, pefilm-an screen tidak akan gagal. setelah screen kita sinari, maka screen tersebut harus kita cuci untuk membersihkan berkas-berkas obat. dalam pencucian kita membutuhkan alat penyemprot, alat ini digunakan untuk membersihkan obat yang tersisa di sela-sela gambar yang terdapat pada screen.
 
4.Tahap penyablonan /  Teknik Sablon
Pada tahap ini, alat-alat yang kita butuhkan antara lain:
-screen(yang telah difilm)
-minyak cat
-cat
-meja berkaca
-pengunci screen
-rakel(alat pengesut)
-kertas atau kain
Pertama-tama ambil screen dan kunci screen pada meja berkaca lalu persiapan untuk cat-nya campur minyak cat dengan cat. setelah itu taruh kertas atau kain yang akan disablon diatas meja berkaca, tuang cat pada screen secukupnya kemudian kesut menggunakan rakel. maka jadilah hasil sablonan.
 
5.Penghapusan film
pada tahap ini kita membutuhkan obat pencuci film. pertama-tama basahi screen dengan air lalu tuang obat pencuci screen pada screen gosok dengan menggunakan kain spon bilas dan keringkan dengan dijemur di sinar matahari
demikianlah tips untuk melakukan sablon secara manual lain halnya dengan sablon digital, untuk sablon digital, anda lebih di tuntut mempunyai alat sablon digital yang cukup mahal bagi anda yang ingin belajar sablon.

Dukung kampanye stop dreaming start action sekarang

Minggu, 25 April 2010

Mengenal Jenis Kertas Digital Photo Printing

Perkembangan alat cetak (printer) dewasa ini sangat pesat dan cepat, kadang kita belum sempat mengenal satu jenis printer, jenis yang lain sudah beredar dipasaran. Tapi tidak halnya dengan kertas photo printing yang cenderung tetap, walaupun ada perbaikan itu biasanya perbaikan kulitas kertas dan kekuatannya. Bagi kita yang akan menggeluti dunia Digital Photo Studio mengenal jenis kertas photo printing wajib hukumnya, karena hal ini berhubungan langsung dengan kepuasan konsumen. Tetapi bukan berarti harga kertas mahal akan menghasilkan hasil cetakan maksimal, kemampuan kita untuk mengenal jenis printer dan jenis kertas photo sangat menentukan hasil akhir cetakan (diluar kemampuan editing photo). Untuk itu kita perlu mencocokan jenis printer dengan jenis kertas untuk menghasilkan kualitas photo yang sesuai bahkan memuaskan konsumen.
Ada beberapa jenis kertas photo printing yang banyak beredar dipasaran, diantaranya :
1. Canvas Paper
Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak photo akan menghasilkan cetakan dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan photo yang persis dengan kertas canvas.
2. Pemium Glossy Photo Paper
Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, kertas jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih mengkilap. Kertas jenis ini sangat cocok untuk mengcetak photo dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan menghasilkan cetakan photo yang maksimal dan lebih cerah.
3. Double-Side Paper
Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak photo pada kedua sisinya (depan dan belakang). Kualitas photo yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya.
4. Laster Photo Paper
Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo dengan resolusi tinggi. Permukaan kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan dengan jenis kertas lain. Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital photo printing.
5. Glossy Photo Paper
Kertas ini merupakan jenis standar cetak photo. Dengan jenis kertas yang mengkilap dan putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang. Dapat digunakan untuk photo resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak photo).
6. Sticker Glossy Photo Paper
Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan photo dengan warna dasar kertas putih dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu mencetak photo beresolusi tinggi.
7. Inkjet Paper
Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis kerta inkjet ini biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.
8. Sublim Paper
Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak photo sebagai pajangan dirumah, didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.
Itulah jenis-jenis kertas yang banyak beredar dipasaran, tetapi sebenarnya masih banyak jenis lainnya. Jenis yang sudah dijelaskan adalah yang paling mudah untuk ditemukan disekitar kita. Kemampuan kita sangat mempengaruhi hasil akhir cetakan, dengan mengenal jenis kertas memudahkan kita menyesuaikan dengan keperluan cetak.

Rabu, 14 April 2010

Mengenal area cetak mesin percetakan

Bagi para ‘pemula’ seringkali terjadi kesalahan dalam pengukuran film, sehingga berdampak pada saat persiapan percetakan. Ini berawal dari kesalahan pembuatan ukuran desain, misalnya desain di CorelDraw. Bagi yang baru memakai aplikasi ini terkadang karena ketidaktahuan tidak memperhatikan tampilan 100% desain yang telah dibuat. Kesalahan bisa dari percetakan offset maupun percetakan Jakarta dan daerah lain.
Kesalahan umum
Kesalahan ini mengakibatkan ukuran film tidak sesuai (misalnya ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil) maka mesin cetak yang dipakaipun akan lain. Dampak lain adalah pada jumlah cetak untuk satu plano. Misalnya, seharusnya perkiraan dalam 1 plano akan dibuat 12 buah cetak, karena salah perhitungan yang terjadi adalah kurang dari jumlah seharusnya, dan banyak lagi dampak lain yang berujung pada pembengkakan biaya produksi. Dan sebelum membuka usaha percetakan uruslah izin usaha Anda.
Tabel ukuran
Berikut ini kami sampaikan tabel ukuran kertas, area cetak dan masing-masing mesin yang dipakai (dalam satuan centimeter):
1. Mesin: GTO46 (38.1x 46.0), Ukuran kertas: 32 x 46, Area Cetak: 31 x 45
2. Mesin: GTO52 (40 x 51), Ukuran kertas: 36 x 52, Area Cetak: 34 x 50
3. Mesin: SOR M (61.5 x 72.4), Ukuran kertas: 52 x 74, Area Cetak: 51 x 72
4. Mesin: SOR D (71.5 x 91.5), Ukuran kertas: 71.5 x 91.5, Area Cetak: 70 x 90
5. Mesin: SOR S (77 x 103), Ukuran kertas: 70 x 100, Area Cetak: 69 x 98
6. Mesin: OLIVER58 (51 x 57), Ukuran kertas: 44 x 58, Area Cetak: 42 x 56
7. Mesin: OLIVER52, Ukuran kertas: 36 x 52, Area Cetak: 34 x 50
8. Mesin: OLIVER46, Ukuran kertas: 33 x 48, Area Cetak: 32 x 47
9. Mesin: OLIVER72, Ukuran kertas: 50 x 70, Area Cetak: 48 x 68
Panduan
Sebagai panduan, 1 plano berukuran 79×109cm = 8611.
Contoh;
ukuran film 35×30cm, akan dibuat 500cetak. Maka jumlah kertas yang diperlukan adalah: 8611/(35*30) = 8611/1120 = 8.2. Artinya 1 plano akan terbentuk sebanyak 8 buah cetak. Sehingga apabila diperlukan 500 cetak, maka diperlukan kertas sebanyak 500/8.2 = 60.9 atau 61plano.
www.kertasgrafis.com